Sajak: Aku Bukan Shakespeare!
Merentas kulit bumi dari Esplanade ke Arab Street
Tertawa bersama bayu yang menyapa cinta
Yang terlukis dalam Anthony dan Cleopatra
Soneta cinta Venus dan Adonis stanza derita
Kisah tragis Macbeth dan Hamlet, Ophelia teraniaya
Tetapi, aku bukan Shakespeare!
Aku tidak mahu jadi seperti Shakespeare!
Aku lebih tersentuh dengan gemuruh ombak Chairil
Coretan selaksa sengketa dunia Rasiah
Aku ingin menapaki gunung bersama Suratman
Memijak awan putih memimpin Masuri
Aku ingin menulis, ibarat …
Mencari telaga jernih di lembah kasih
Di antara belantara resah dan kecewa
Bertangis duka menghentak kalbu merintih
Berkelana dengan deraian harapan
Bernyanyi dengan nada kemerduan
Mencapai kejora hikmah untuk Melayuku raih
Ku lukis segenap pupusnya asa tanpa tujuan pasti
Ku untai kata-kata cinta pada Tuhanku Ilahi
Bersama benang-benang kasih yang terjalin
Menjadi sulaman indah tatapan yang lain
Aku juga perlu lukiskan rindu
Seperti Amir Hamzah yang namanya
Sering ku ucap di bibir keringku
Ibarat menitiskan embun di pucuk daunan
Rindu yang pasti, rinduku pada Tuhan
Di Baghdad Street bersama secangkir teh halia
Terasa sepi nan menikam sukma hilang lari
Tak ku pedulikan hingar bingar dan kelipan cahaya
Denyut nadi aku pantas bergetaran
Masjid Sultan melaungkan azan
Buku-buku Shakespeare ku tinggalkan
Puisi teguhku terkunci di lorong diri
Lingkar takdir, di situ ketentuan Ilahi
Gundah yang mengusik dibiarkan sahaja
Waktu untuk bersama Sang Pencipta sudah tiba.
– Elmi Zulkarnain 2/12/2006